Ramalan jodoh berdasarkan weton dan tanggal lahir
Hitungan perjodohan jawa – Salah satu cara terbaik dalam mencari pasangan dalam hidup adalah dengan menghitung weton masing masing pihak, baik pihak laki laki ataupun perempuan. Berdasarkan perhitungan leluhur orang Jawa, perhitungan weton kedua belah pihak akan sangat menentukan perjalanan sebuah perkawinan yang terasa sangat panjang . Perkawainan ini bisa berakhir bahagia sampai tua atau bisa sebaliknya. Dan perhitungan weton ada untuk mengantisipasi kejadian yang akan terjadi dalam kehidupan berkeluarga.
Primbon mencari jodoh menurut weton kelahiran
Ringkasnya seperti ini:
Hari Ahad (Minggu) nilainya 5
Senin 4,
Selasa 3,
Rabu 4 ,
Kamis 8 ,
Jum’at 6 ,
Sabtu 9 .
Begitu juga neptu,
Kliwon nilainya 8,
Legi 5 ,
Pahing 9 ,
Pon 7
Wage 4.
Cara menghitungnya mudah saja, misalnya:
Jika anda lahir di hari Ahad Kliwon maka weton anda mempunyai nilai 13. Angka 13 berasal dari nilai hari Ahad = 5ditambah nilai neptu Kliwon = 8.
Lalu apa kegunaan weton itu bagi kehidupan manusia ?
Sebagai orang jawa nilai weton tersebut sangat penting dalam rangka penentuan perjodohan mengapa ?
Dalam perhitungan primbon jawa bertemunya dua insan lawan jenis yang membawa weton sendiri –sendiri jika dipertemukan akan berbeda hasilnya tergantung dari penjumlahan mereka berdua.
Cara Menghitung Perjodohan Menurut Weton Jawa
Dalam hitungan perjodohan jawa yang tertulis dalam kitab primbon Betal Jemur Adam Makna halaman 17 dengan sub judul Petung Salaki Rabi bahwa wetonnya pengantin pria dan wanita jika dijumlahkan dan dibagi 10 atau 7 kelebihannya tidakboleh lebih dari 7.
Jika dibagi 10 lebih 7 maka dibagi 7 lagi dan kelebihannya itulah menunjukkan bertemunya hitungan.
Hitungan tersebut terbagi atas 7 nilai yang mempunyai arti sendiri-sendiri. Setelah dibagi
nanti akan didapatkan sisa hasil pembagiannya.
Jika sisa :
1 = disebut wasesa segara low prive, baik perwatakanya , pemaaf dan mempunyai
wibawa.
2 = Tunggak semi bersifat mudah mencari rejaki ,
3 = Satriya wibawa berarti mendapat anugrah dan dimulyakan ,
4 = Sumur Sinaba menjadi tempat untuk mendapatkan ilmu ,
5 = Satriya Wirang artinya sering kesusahan dan juga dipermalukan untuk menolaknya adalah mengeluarkan daran dengan selamatan menyembih ayam.
6 = Bumi Kapethak tertutup tetapi rajin bekerja dan kuat menghadapi kesulitan untuk
menolaknya dengan mengubur tanah.
7 = Lebu katiup angin yang artinya sering mendapat kesusahan , semua cita-citanya sulit terkabul , sering pindah tempat isyarat untuk menolaknya adalah ngabul-abulake (jawa) tanah.
Sebagai contoh :
Jika mempelai pria wetonnya Rebo Pahing dan mempelai wanita Kamis Pon maka hitungannya sebagai berikut Rabo Pahing (7+9) + Kamis Pon (8+7) = 16 + 15 = 31
Angka 31 lalu dibagi 10, ternyata sisa 1 maka hitungannya pengantin berdua jatuh pada hitungan Wasesa Segara.
Misalnya hitungan weton mempelai berdua jika dipertemukan nilainya 28 jika di bagi 10 sisa 8 , maka tidak boleh dibagi 10 namun nilai tersebut harus di bagi 7 yang sisa tinggal 7 yaitu jatuh pada Lebu Katiup Angin.
Karena pentingnya hitungan weton itulah maka dalam perjodohan Jawa khususnya orang-orang yang masih menerapkan hitungan pada primbon , banyak perjodohan yang gagal dikarenakan ketidaksesuaian hitungan weton pengantin berdua.
Mereka menggagalkan perjodohan karena dihitung jatuh pada hitungan tidak enak atau kurang baik yang akhirnya hubungan mereka kandas.
Selain itu untuk menentukan hari pernikahan orang jawa juga mempunyai tradisi yang sama yang berkenaan dengan hari baik dan kurang baik yang menyangkut masa depan anak-anak mereka.