Cara Unik Memperingati Hari Perempuan Internasional Di Dunia
Teman anehtapinyata.net di berbagai negara terdapat berbagai perayaan untuk memperingati hari bagi kaum wanita ini, misalnya Amerika Serikat memeringati lewat pertunjukkan musik dan diskusi panel tentang kesetaraan gender. Tanzania merayakan lewat pertandingan hoki persahabatan antara pria dan wanita. Di India, Hari Perempuan Internasional diperingati lewat acara bersepeda dan berjalan bersama di New Delhi. Sementara Gaza merayakan dengan pertunjukkan musik dan tarian. Selain itu di beberapa negara Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret juga dijadikan libur nasional bagi kaum perempuan. Penasaran prayaan unik lainnya apa saja yang pernah dilakukan di dunia teman? Berikut informasinya.
Teman anehtapinyata.net di kota Melbourne punya cara unik untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Tidak hanya dengan bunga ataupun hadiah untuk perempuan terkasih, Melbourne mengungkapkannya lewat lampu lalu lintas. Biasanya kita melihat jika lampu lalu lintas hanya mempunyai 3 warna saja, merah, hijau, dan kuning. Namun khusus untuk memperingati hari bagi perempuan ini, pemerintah setempat menyiapkan lampu bergambar siluet seorang wanita. Wanita yang dijadikan siluet dalam lampu tersebut juga bukan merupakan wanita sembarangan, dia adalah Mary Rogers, gubernur wanita pertama di Negara Bagian Victoria dan yang kedua di Australia. Lampu lalu lintas unik pertama ini akan menjadi bagian dari lalu lintas warga Melbourne untuk seterusnya.
Teman anehtapinyata.net beberapa hari lalu tepatnya pada hari sabtu tanggal 4 Maret 2017, dilakukan aksi yang bertajuk Women's March di depan Istana Negara, Jakarta dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional 2017 yang jatuh pada tanggal 8 Maret. Aksi yang diikuti ratusan orang dari berbagai organisasi nirlaba, aktivis perempuan, pelajar/mahasiswa, dan kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) ini mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan yang melilit perempuan Indonesia. Mereka juga meminta pemerintah menghapus semua kekerasan berbasis agama dan diskriminasi dengan alasan apapun. Perempuan Indonesia harus bersatu mengedepankan Indonesia yang mengutamakan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tetapi satu. Dalam aksi tersebut mereka juga membawa spanduk-spanduk yang antara lain bertuliskan "Girls Are Not Brides!," "Perempuan Bukan Properti," dan "Jangan Atur Tubuhku." dan masih banyak lagi yang lainnya.